Media untuk Karya, Karsa, Rasa dan Apa Saja

Seni dan Kearifan Lokal Mandailing (Tapanuli Bagian Selatan)Hari Ini

Seni dan Kearifan Lokal Mandailing (Tapanuli Bagian Selatan) Hari Ini
...
Seorang seniman parsulim tulila memainkan alat seni itu cara mengamen

Kesejahteraan para seniman dan budayawan Daerah terlihat cukup memprihatinkan. Imbasnya, alat seni dan budaya pun terancam punah dengan sendirinya seiring perkembangan zaman.
Budayawan Tapanuli Bagian Selatan, H Chalifa Sutan Tinggi Barani Perkasa Alam (HCSTBPA), Senin (22/8) mengungkapkan, diantara seni dan kearifan lokal telah banyak yang mulai hilang dan ditinggalkan generasi.
“Budaya yang mulai hilang itu dari kita, ada Marhusip, Martandang, Marbondong. Adat budayanya ini sudah hilang, karena muda-mudi sekarang tidak ada lagi batas, bahkan berboncengan berdua-duaan di hadapan orangtua,” terang penulis puluhan judul buku bertema budaya di Sumatera Utara itu.
Selain budaya, ada juga kata budayawan yang kerap menjadi narasumber Antropolog Dalam maupun Luar Negeri inu, dari seni dan alat musik yang perlahan mulai punah dan bahkan tidak pernah lagi dipakai dalam pagelaran maupun pertunjukan adat.
“Ada Uyup-uyup yang biasa digunakan sebagai sarana memberi pesan, ini pada masa dahulu digunakan muda-muda untuk memberi pesan bagi pemudi, sebelum melakukan Markusip,” katanya menerangkan, Markusip sejenis berbisik yang dibatasi bangunan rumah antar pemuda.
Selain Uyup-uyup, ada pula Nungneng, Nungneng tersebut alat musik yang terbuat dari bambu yang diberi lobang gema, dan dalam lubang bambu dipasangi senar ijuk. Cara mempergunakan Nungneng, dengan dipetik dan ujung bambu digendang.
“Ada pulang Genggong, genggong ini ditiup dan mengeluarkan suara yang halus. Jadi itu beberapa alatmusik yang sudah tidak lagi ada. Kemudian masih banyak lagi,” katanya menyatakan akan mengungkapkan lebih banyak lagi budaya dan seni yang mulai hilang, di lain waktu.
Camat Padangsidimpuan Hutaimbaru, Sayidiman Pulungan Ssos mengungkapkan, di Kecamatan yang dipimpinnya tepatnya di Desa Tinjoman masih terdapat pelaku seni yang mampu memainkan alat musik Nungneng yang saat ini mulai hilang.
"Yang menjadi perhatian kita saat ini, adalah bagaimana pelaku seni budaya lokal untuk sejahtera, termasuk Nungneng inu agar tidak punah," katanya.
Pelaku seni dan budaywan sudah hal biasa hidup miskin, oleh karena itu secara kesadaran pelestarian Adat di Kota Padangsidimpuan sangat minim dan sulit berkembang dari pemangkunya. Seperti halnya dengan penuturan Mahlil Pasaribu Baginda Soamalon beberapa waktu lalu kepada Metro Tabagsel.
Saat ditemui di rumah kecilnya di Palopat Maria, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru menyimpulkan, pelestarian adat budaya kekayaan daerah ini sangat perlu ditopang oleh Pemerintah Daerah.
Dalam tatanan adat di Kota Psp, Mahlil merupakan na pande halok-halok atau biasa disebut Orang Kaya (Master of Ceremony/MC).  Begitu juga di Kabupaten Tapanuli Selatan, tepatnya di Istana Hasadaon, ia tetap memiliki tugas sebagai Orang kaya.
Selain fungsinya sebagai orangkaya adat di Kota Psp, Mahlil di rumahnya kerap melatih dan mengajari anak-anak Kampung dengan seni, adat dan kekayaan budaya yang dimiliki Tapanuli Bagian Selatan ini, seperti Markobar, Maronang-onang dan marpantun.




“Kampung kita sudah sering mendapat piala pada festival-festival adat,” ucapnya yang juga ahli dalam memainkan musikal gondang dan melantunkan onang-onang itu.
Labels: Fakta

Thanks for reading Seni dan Kearifan Lokal Mandailing (Tapanuli Bagian Selatan)Hari Ini. Please share...!

0 Komentar untuk "Seni dan Kearifan Lokal Mandailing (Tapanuli Bagian Selatan)Hari Ini"

Back To Top