Cita-Cita Penghuni Taman Sisa-sisa Menjadi Bunga Bangsa
...
Tempat Pembuangan Akhir Sampah Batubola, Dusun Batubola, Desa Simatohir, Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, Kota Padangsidimpuan menyimpan banyak cerita anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah.
Fandi, salah seorang anak yang seharinya memulung barang bekas di TPA Batubola, Kota Padangsidimpuan. Ia terpana memandang seorang ibu yang melintas bersama dua anak-anaknya. (Samman Siahaan) |
Tidak jarang pula, mereka yang umumnya masih meneruskan pendidikannya di bangku sekolah itu menemukan barang bekas yang masih layak pakai seperti, Sandal dan Sepatu. Ya meskipun keadaannya sudah kumal dan bagi orang yang berada di dataran kota merasa itu tidak layak lagi untuk dikenakan.
Bahkan barang berharga seperti perhiasan dan alat elektronik yang masih bisa dipergunakan, adalah sudah seperti harta karun bagi mereka.
Nama salahsatu anak yang seharinya mengkais gundukan sampah di TPA itu adalah Fandi (9). dirinya sekarang ini masih bersekolah dan duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD).
“Saya masih sekolah, sekarang kelas Tiga SD bang, baru besok (Kamis) masuk sekolah lagi, manjal (Memulung,red) buat sekolah juga bang,” jawab anak yang tidak lagi takut akan pelukan penyakit yang sangat rentan di lingkungan sampah tersebut.
Anak yang beringus diterpa virus itu juga mengatakan, penghasilan yang dia dapati dari memulung akan ditabung untuk biaya sekolah. Namun seperti yang sudah ditebak, ia juga tak jarang mengalami sakit, karena berlama-lama diantara sampah.
“Hasil manjal (Memulung) bisa dapat Rp 20 ribu dan itu saya tabung untuk biaya sekolah nanti bang, cita-citanya saya jadi pemain sepak bola dunia. Tapi, Saya sering sakit bang. Bang, ibu saya marah,” Kata polos Fandi yang terlihat sedang ingusan dan batuk sembari lari menghampiri ibunya yang tidak jauh dan dari tadi memberi isyarat agar tidak banyak terbuka bagi orang asing yang datang.
Anak lainnya yang beraktifitas sama, Aspan (11) mengatakan, dirinya sedari kecil memang sudah bermain dan besar di tempat pembuangan sampah. Tak seperti kebiasaan anak yang berada di pelataran Pusat Kota, yang seharinya dapat asyik bersama smartphone atau teknologi terbaru.
“Kami sudah memulung dan besar bermain disini (TPA) bang, saya kelas Lima SD bang, cita-cita saya ingin jadi tentara” katanya tersipu malu dan lantas berlari ketika hendak diwawancarai.
Umumnya mereka baik orangtua maupun anak-anak sangat enggan terbuka dengan masyarakat yang datang, apalagi banyak bertanya seperti penulis. Hasan (51) misalnya, pria yang juga salah seorang pemulung juga orang tua anak pemulung ituenggan memberi informasi tentang anak-anak mereka yang tumbuh besar dan bermain di TPA tersebut.
“Mereka hanya ikut-ikut orangtua saja, tidak ada ajakan dan paksaan bagi anak-anak untuk memulung. Mereka memulung sambil bermain disini dan membantu orangtua,” kata Orangtua yang juga membawa 2 Puteri kecilnya untuk memulung di TPA penuh kuman dan penyakit tersebut. (Samman Siahaan)
Labels:
Feature
Thanks for reading Catatan Kecil di Tempat Pembuangan Sampah. Please share...!
0 Komentar untuk "Catatan Kecil di Tempat Pembuangan Sampah"